Petugas Kereta Api Sulsel Minta Balita Tanpa Tiket Ditinggal di Stasiun

indar.org – Sebuah insiden mengejutkan terjadi di Stasiun Kereta Api di Sulawesi Selatan, ketika seorang petugas kereta api meminta seorang balita yang tidak memiliki tiket untuk ditinggalkan di stasiun. Insiden ini menimbulkan kontroversi dan kecaman dari berbagai pihak.

Insiden ini terjadi pada hari Sabtu, 22 Juni 2025, ketika seorang ibu muda bernama Siti Aminah dan anaknya, seorang balita berusia dua tahun, berencana untuk bepergian menggunakan kereta api. Namun, saat mereka mencoba masuk ke dalam kereta, petugas stasiun menolak membiarkan balita tersebut masuk karena tidak memiliki tiket.

Petugas stasiun, yang identitasnya belum diungkapkan, menyatakan bahwa aturan yang berlaku di stasiun tersebut mengharuskan semua penumpang, termasuk balita, untuk memiliki tiket. “Kami tidak bisa membiarkan siapa pun masuk tanpa tiket, termasuk anak-anak. Ini adalah aturan yang harus dipatuhi oleh semua penumpang,” kata petugas tersebut.

Reaksi Publik

Reaksi publik terhadap insiden ini sangat keras. Banyak netizen yang mengkritik petugas stasiun atas keputusannya yang dianggap tidak manusiawi. “Ini sangat tidak adil dan tidak manusiawi. Balita tidak bisa bertanggung jawab atas keadaan mereka,” kata salah satu netizen. “Kami berharap pihak stasiun dapat merevisi aturan mereka agar lebih manusiawi,” tambah netizen lainnya.

Masyarakat di sekitar stasiun segera bergerak untuk membantu Siti Aminah dan anaknya. Beberapa orang menawarkan untuk membantu membelikan tiket untuk balita tersebut, sementara yang lain menawarkan bantuan lainnya. “Kami tidak bisa membiarkan seorang ibu dan anaknya terpisah seperti ini. Kami akan membantu mereka agar bisa bepergian dengan aman,” kata salah satu warga.

Pihak stasiun segera memberikan tanggapan terhadap insiden ini. Manajer Stasiun Kereta Api, Budi Santoso, mengatakan bahwa pihaknya akan merevisi aturan slot bet 200 yang berlaku untuk memastikan bahwa semua penumpang, termasuk balita, dapat bepergian dengan aman dan nyaman. “Kami memahami bahwa aturan yang ada mungkin tidak adil bagi semua penumpang. Kami akan merevisi aturan tersebut agar lebih manusiawi dan adil,” kata Budi.

Insiden ini menunjukkan betapa pentingnya kebijakan yang adil dan manusiawi dalam pelayanan publik. Dengan tindakan yang cepat dari pihak stasiun dan dukungan dari masyarakat, diharapkan aturan yang ada dapat direvisi agar lebih adil dan manusiawi bagi semua penumpang. Insiden ini juga menjadi pengingat penting bagi semua pihak untuk selalu mempertimbangkan keadaan manusiawi dalam menjalankan tugas mereka.

By admin